Meraih Cinta Allah
Meraih Cinta Allah
![]() |
Hakikat Cinta Dalam Islam |
Cinta berasal dari kata al mahabbah yang berarti kasih sayang. Menurut Abdullah Nasih Ulwan cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut, dan kasih sayang.
Tanda-tanda cinta : kagum/simpati, berharap, takut, rela, dan selalu ingat. Semua tanda-tanda cinta tersebut selayaknya diberikan kepada Allah dalam rangka mencintai-Nya.
- Kagum terhadap kebesaran dan kekuasaan Allah
Dialah Allah yang menciptakan, yang mengadakan, yang membentuk rupa, dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana (QS 59: 24)
- Mengharap kepada Allah
Katakanlah, "Wahai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS 39: 53)
- Rela dan menerima ketentuan Allah sepenuhnya
- Selalu mengingat Allah
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah Hati menjadi tentram (QS 13: 28)
- Takut kepada Allah
Semua kepada Allah harus ditumbuhkan dan dibuktikan dalam ketaatan kepada-Nya. Sebab cinta akan tumbuh dari ketaatan dan kepatutan kepada kehendak dan aturan-Nya
Allah berfirman, Wahai para Rasul! makanlah dari (makanan) yang baik-baik dan kerjalkanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS 24:51)
Baca Juga
Prioritas dalam cinta
Katakanlah, Jika bapak-bapakmu, anak-anak mu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan perdagangan yang kamu hawatirkan kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya, serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusannya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (QS 9:24)
Prioritas tertinggi, cinta kepada Allah, Rosulullah dan jihad di jalan-Nya
Tidaklah sempurna seseorang dari kalian hingga ia mencintai saudaranya (sesama muslim) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri (HR Bukhori dan Muslim)
Prioritas menengah, cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami, dan kerabat
Semua makhluk adalah tanggung jawab Allah. Maka yang paling dicintai Allah adalah yang paling memperhatikan kehidupan keluarganya (HR Thabrani dan Baihaqi)
Prioritas terendah, cinta yang lebih mengutamakan dan menomorsatukan cinta keluarga, kerabat, harta, dan tempat tinggal dibandingkan terhadap Allah, Rosulullah, dan jihad fi sabilillah.
Tidaklah sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga ia lebih mencintai aku daripada hartanya, anaknya, dan manusia seluruhnya (HR Bukhori dan Muslim)